Langsung ke konten utama

Isra' Mi'raj Bagian Kedua



BAGIAN KEDUA


Rasulullah dinaikkan lagi ke langit kelima, beliau bertemu nabi Harun bin Imran. (Feb harun feb haha). Beliau juga menjawab salam dan mengakui kerasulannya.


Selanjutnya, Rasulullah saw dinaikkan ke langit keenam. Disini, Nabi saw bertemu dengan Musa bin Imran. Hal yang serupa, beliau menjawab salam dan mengakui kerasulannya. Namun, ketika Nabi saw akan beranjak, nabi Musa menangis.


 “Mengapa engkau menangis?” tanya Muhammad dengan penuh keheranan.
“Aku menangis karena pemuda yang diutus sebagai rasul sesudahku, ummatnya lebih banyak yang masuk surga daripada ummatku” kata Musa.


Bagian ini yang mebuat saya menangis. Betapa beruntungnya kami yang menjadi ummat Nabi Muhammad saw. Semoga kita termasuk ummatnya dan mendapat syafa’at di Yaumul Qiyamah kelak. Allohumma Aamiin. Allohumma sholli ‘ala Muhammad.


Sampailah Rasulullah saw pada langit ketujuh. Disini, beliau bertemu dengan nabi Ibrahim. Hal yang serupa,beliau menjawab salam dan mengakui kerasulannya.


Perintah Shalat
Tibalah Nabi saw pada puncak perjalanannya,yaitu Sidratul Muntaha. Jibril menghentikan langkahnya.


“Mengapa engkau Jibril?” tanya Rasulullah saw heran.
“Bukankah kita memiliki kedudukan yang telah ditetapkan. Disinilah batasku. Seandainya aku melintasinya, niscaya aku akan terbakar” ujar Jibril.


Dapat dibayangkan Jibril, yang meluluhlantahkan negeri dan bangsa terdahulu dan mencabut penghuninya dari akarnya dan yang memiliki 700 sayap yang panjang setiap sayapnya membentang dari ufuk timur hingga barat, tertahan disuatu tempat dan dia tidak mampu memasukinya.


Akhirnya Rasulullah saw melintasi batas Sidratul Mntaha sendirian. Disana, Nabi saw mendengar bunyi pena yang mencatat kebaikan dan keburukan, rezeki, dan ajal. Itulah alam tertinggi (al alam al ‘ulwi) yang sibuk mengatur urusan alam bawah (al alam as sufli), seperti mencatat takdir dan qadar, menghitung dan mengawasi amal hamba, menurunkan rezeki, menentukan ajal,mencatat kebaikan, menghitung atau menghapus keburukan, dan disana juga tertulis nama jodohmu wkwk. Jadi, untuk apa menjaga hati untuk dia yangmana bukan namanya yang tertulis di Lauhul Mahfuz. Bukankah sangat romantis jika mendoakan untuk dia yang semoga taat dalam istiqomahnya wahai nama yang dijaga rahasia olehNya.


Baik, saya lanjutkan. Wkwk.


Setelah itu, Rasulullah saw dinaikkan menuju Baitul Makmur, kemudian dinaikkan lagi menuju Allah Jalla Jalaluh, al Jabbar. Nabi saw tak melihat Allah dalam wujudNya. Karena sesuatu yang fana tidak akan bisa melihat yang kekal (Baqa’).


“Aku tak dapat melihatnya, Aku hanya melihat cahaya” kata Muhammad saw (H.R. Muslim)
Di hadapan Allah, Nabi saw mendapat perintah shalat. Allah swt mewajibkan shalat 50 waktu kepada Rasulullah saw dan ummatnya. Setelah itu, Nabi saw kembali ke bawah dan bertemu nabi Musa.

“Berapa waktu shalat yang diwajibkan kepadamu?” tanya Musa.

“Lima puluh waktu” jawab Rasulullah saw.

“Sungguh, ummatmu tidak akan mampu melaksanakan shalat 50 waktu”, kata Musa.

“Kembalilah pada Tuhanmu dan mohonlah keringanan padaNya bagi ummatmu!” kata Musa.


Rasulullah saw kemudian menghadap Allah untuk kedua kalinya. Allah swt memberikan keringanan sepuluh rakaat. Nabi saw kembali turun dan bertemu nabi Musa lagi.

“Menghadaplah kembali kepada Tuhanmu, dan mintalah keringanan!” kata Musa.
Rasululah saw berulang kali meminta keringanan hingga akhirnya ditetapkan menjadi 5 waktu. Saat bertemu nabi Musa, beliau tetap menyuruh meminta keringanan lagi. Sungguh, saya menangis mengingat begitu beratnya melaksanakan 5 waktu. Itu pun sudah diberi keringanan, begitu Maha Pemurah nya Dia. Teringat dosa ketika meninggalkan shalat. Itu sudah ringan, tapi mengapa kita kerap melewatkan, menunda-nunda, bahkan sampai lupa atau mungkin ketiduran? Astaghfirullah.

Rasulullah saw menjawab “Aku malu kepada Tuhanku, lagi pula aku ridha dan menerima perintahNya.”

Ketika Rasulullah saw henda beranjak pergi, terdengar seruan,

“Engkau telah menerima perintahKu dan engkau telah meringankan para hambaKu” (H.R Bukhari dan Muslim),(Lihat Zadul Ma’ad)


Tuntas sudah perjalanan Rasulullah saw. Malam itu jUga, beliau kembali ke rumah. Tubuhnya dibaringkan. Matanya menerawang, memikirkan bagaimana caranya mengabarkan kepergiannya malam itu pada penduduk Makkah.


Rasulullah saw Melihat Neraka

Sebenarnya saya akan menuliskan pada tulisan berikutnya, tetapi tidak jadi,mungkin erat kaitannya dengan bagian ini. Saya berpikir, jadi neraka dan surga telah diciptakan pada waktu itu, dan disini saya batasi megenai gambaran neraka, karena pada sirah ini juga hanya digambarkan keadaan penghuni-penghuni neraka. Baiklah, beginilah gambaran neraka. Sebelumnya telah banyak dijelaskan dalam Al Quran mengenai gambaran-gambaran keadaan neraka.


Rasulullah saw diperlihatkan oleh Allah siapa-siapa saja yang kelak akan menjadi penghuni neraka. Beliau melihat pemakan harta anak yatim secara zalim. Mereka memiliki bibir-bibir seperti unta. Mulut-mulut mereka dilempari dengan potongan-potongan api dari neraka sebesar genggaman tangan, lalu keluar dari dubur-dubur mereka.
Beliau melihat para pemakan riba yang memiliki perut-perut yang buncit. Mereka tidak mampu beranjak dari tempat mereka. Mereka dilintasi oleh keluarga Fir’aun saat akan disodorkan ke neraka lalu mereka diinjak-injak.
Rasulullah saw melihat pezina, ditangan mereka terdapat daging yang gemuk dan segar, dan disampingnya terdapat daging yang busuk dan bernanah. Mereka memakan daging yang bernanah dan membusuk, meskipun daging yang segar tersedia. Beliau melihat wanita-wanita yang suka membawa masuk lelaki asing. Wanita-wanita itu sedang bergelantungan pada payudara mereka. (Ibnu Hisyam).


Hikmah Bagian Dua


Allah swt memberikan bukti agar ummat manusia percaya bahwa Nabi saw telah melakukan Isra’ Mi’raj dalam waktu yang singkat. Diantara bukti tersebut adalah :
1. Nabi Muhammad saw mampu menggambarkan keadaan Baitul Maqdis secara detail, dan mereka pun membenarkannya. Dalam hal ini telah dijelaskan pada buku sebelumnya yaitu mengenai perjalanan Rasulullah dalam menjelaskan Isra’ Mi’raj. Mereka dalam hal ini adalah kam musyrikin Quraisy diantara pemukanya adalah Abu Jahal, pamannya sendiri. Dalam buku, secara singkat saya jelaskan bahwa Nabi saw ditantang apa buktinya. “Aku ingin engkau membuktikan kebenaran pengakuanmu, beritahukan kepada kami perihal Baitul Maqdis, karena kami amat mengenalnya, pintu demi pintu, jendela demi jendela, dan lorong demi lorong!” Meskipun Raslullah saw telah menjelaskan dan mereka membenarkannya, mereka tetap musyrik dan keras kepala tidak mengikuti ajaran Nabi saw. (untuk lebih lengkapnya mengenai kisah ini ada pada halaman 204)


2. Nabi saw mampu menceritakan ihwal perjalanan khafilah pertama yang berada di Ruha (kisah ini begitu panjang, maaf saya tidak dapat menliskannya. Intinya Rasulullah saw telah berkata jikalau akan ada khafilah yang yang akan tiba dengan seekor unta yang ada titik putih di keningnya, dan tulang kakinya patah. Hal tersebut benar adanya pada keesokan harinya.

3. Beliau juga mampu menceritakan ihwal perjalanan khafilah yang kedua. (maaf saya tidak bisa menceritakannya karena panjang)


4. Nabi saw juga mampu menceritakan ihwal perjalanan khafilah ketiga di al Abwa. (maaf saya tidak bisa menceritakannya karena panjang juga wkwk)


Peristiwa Isra’Mi’raj membuat keimanan Abu Bakar semakin nyata. Beliau dijuluki Ash Shiddiq.



 “Jika yang bercerita Nabi, hal itu benar adanya. Aku memercayai lebih dari sekadar yang telah ditempuh Nabi saw. Aku memercayai Nabi saw dengan berita langit yang beliau bawa pada pagi hari”


Sekian tulisan saya, semoga sahabat dapat memahami dan mengerti makna dan hikmah sebenarnya mengenai peristiwa Isra’ Mi’raj agar bisa diceritakan kepada anak cucunya nanti wkwk, sehingga dapat menjadi pondasi iman yang kuat akan Rukun Iman dan Islam. Semoga menjadi amal kebaikan kita semua. Semoga kita termasuk dalam ummat Nabi Muhammad saw dan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa yang senantiasa diberi petunjuk olehNya. Aamiin yaa robbal ‘alamin.


Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.


Tambahan : Silahkan bagi yang mau berkomentar, menyampaikan saran, atau sekedar bertanya mengenai apapun bisa di akun instagram saya @isnafa_ atau id line @wannameetline atau yang malu malu bertanya tanpa ingin diketahui identitasnya bisa di https://secreto.site/id/672329

https://secreto.site/id/672329
In sha Allah saya jawab.
Sekian.

Penulis : Isnaini Nur Fauziah
Sumber tulisan : Sirah an Nabawiyah “The Great Story of Muhammad SAW” referensi lengkap hidup Rasulullah saw dari sebelum kelahiran hinga detik-detik terakhir. Penysun Ahamad Hatta dkk. Penerbit Maghfirah Pustaka, cetakan ketujuh, Agustus 2017
Foto  : Batu pijakan saat Isra’ Mi’raj  halaman 196



Komentar

  1. Hai, btw, tulisan kamu bagus nih, jarang masih ada yang giat ngeblog. Boleh juga, kalau berkenan, untuk berkunjung ke blog aku di Ankajournal.blogspot.co.id. Thanks, salam kenal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Anka. Terimakasih banyak. Salam kenal juga. Semangat menulis Anka!

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk kenali mahrom mu

Sumber : https://qolbubooster.blogspot.co.id/2016/07/yuk-kenali-mahram-kita.html?m=1

Isra' Mi'raj Bagian Satu

BAGIAN PERTAMA Isra’ dan Mi’raj Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah sampai pada postingan keempat. Sebelumnya bagi sahabat yang belum membaca postingan saya sebelumnya, dapat dilihat setelah membaca ini. Pertama yaitu mengenai “Shalat” yang bersumber dari buku Ustadz Abdul Somad. Kedua merupakan “Tata Cara Sholat Istikhoroh” yang saya dapatkan dari Ustadz Jafar. Ketiga adalah mengenai siapakah “Mahrom” kita. Begitu penting untuk tuntunan dan pedoman kita dalam berinteraksi dengan mahrom dan non mahrom. Baik, mari saya lanjutkan. Sebelumnya, semoga setelah tulisan ini, saya tidak dibully lagi jika saya bercita-cita memiliki Buraq untuk kuliah (Febri, Fahmay, Afifah, Wahyu, dan Lintang). Alangkah baiknya saya ceritakan posisi saya malam ini, hari Jumat, 27 Rajab 1939 H. Saya membaca Sirah an Nabawiyah “The Great Story Of Muhammad” akhirnya sampai pada halaman 197, yaitu mengenai Masa Kenabian, peristiwa Isra’ Mi’raj. Saya menangis kedua kalinya memb